Andrew
Darwis
Setelah berkuliah di Binus, Andrew mencari universitas lain yang ‘mendukung’ hobi barunya. Ia kesulitan menemukan universitas yang cocok di Indonesia, karena kala itu multimedia belum menjadi lahan mata pencaharian umum di Indonesia. Namun akhirnya ia menemukannya melalui informasi seorang teman yang baru pulang dari Amerika. Sebuah universitas bernama Seattle University dinilainya dapat memfasilitasi hasratnya mendalami dunia web programming. Pada awalnya, kedua orang tua Andrew tidak setuju dengan keinginan anaknya. Mereka menganggap kuliahnya kelak akan terlalu menghamburkan uang, belum lagi biaya hidup disana. Namun setelah didesak oleh Andrew, akhirnya mereka luluh juga, dengan syarat biaya hidup selama kuliah di Amerika harus ditanggungnya sendiri. Andrew menyanggupinya.
Andrew Darwis lahir 20 Juli 1979 di jakarta merupakan pendiri
(founder) komunitas online terbesar di Indonesia, Kaskus lewat situs
Kaskus.us yang sekarang ini mempunyai lebih dari 3 juta member . Andrew
sekarang menjabat sebagai Chief Technology Officer (CTO) PT Darta Media
Indonesia (Kaskus) sekaligus pemilik (owner) Kaskus Network lewat PT Darta
Media Indonesia. Andrew memulai pendidikannya di SD Tarakanita Pluit Jakarta,
kemudian melanjutkan pendidikannya di SMP Tarakanita Pluit Jakarta, setelah
lulus SMP kemudian andrew memilih melanjutkan SMA Gandhi National School, Ancol
'98 Jakarta, setelah lulus kemudian Andrew melajutkan studinya di Universitas
Bina Nusantara, 1998 jurusan Sistem Informasi,
Setelah berkuliah di Binus, Andrew mencari universitas lain yang ‘mendukung’ hobi barunya. Ia kesulitan menemukan universitas yang cocok di Indonesia, karena kala itu multimedia belum menjadi lahan mata pencaharian umum di Indonesia. Namun akhirnya ia menemukannya melalui informasi seorang teman yang baru pulang dari Amerika. Sebuah universitas bernama Seattle University dinilainya dapat memfasilitasi hasratnya mendalami dunia web programming. Pada awalnya, kedua orang tua Andrew tidak setuju dengan keinginan anaknya. Mereka menganggap kuliahnya kelak akan terlalu menghamburkan uang, belum lagi biaya hidup disana. Namun setelah didesak oleh Andrew, akhirnya mereka luluh juga, dengan syarat biaya hidup selama kuliah di Amerika harus ditanggungnya sendiri. Andrew menyanggupinya.